Ini baru gua post setengah !
Ahahahaha ~
Mau ngerjain peer ama blajar buat ulangan dulu ..
Jadi bakal diapdet kapan2 ..
*slalu begituuuu*
*nyanyi2 geje*
*dibacok*
OK ~
Enjoy It ^ ^/
CAST !!
LEE SUNGMIN, LEE JINKI, KIM JAEJOONG >> BELONGS TO SM ENT
HAN JAEMI >> BELONGS TO WINETTA NEMESIA MALVA
LEE MINHO >> BELONGS TO HIS ENT
LEE SUNGHEE >> BELONGS TO MEEE
* WINTER *
Ia hanya diam. Bingkai foto yang ada di atas meja itu yang tadinya tertutup, ia buka lagi. Ia tatap dalam - dalam foto itu. Sudah lama tak melihat senyum dari foto itu.
Siang harinya ..."Ya ! Jinki ah !!," panggil seorang gadis. Ia berlari kecil mengejar laki - laki berjas hitam yang tengah berjalan sendirian di lorong sekolah. Laki - laki itu menoleh dan tersenyum.
"Ya ? Ada apa Jae Mi ?? Ada perlu apa ?," tanya pria tadi. Gadis yang bernama Jae Mi tadi berhenti dan mengatur napasnya. Ia tersenyum sebentar dan memeluk Jinki, laki - laki tadi.
"Selamat atas prestasimu. Semoga kau berhasil menemukan yang terbaik untukmu yahh...," ucapnya. Jinki, laki - laki tadi tersenyum menatap adik kelasnya itu.
"Ya. Kau juga. Jangan sering bertengkar dan ngambek dengan Jaejoong hyung. Walau Jaejoong hyung tak pintar, bukankah ia sangat menyayangimu ? Maka dari itu ... Jangan galak - galak padanya. Nanti dia kabur loh...," ledek Jinki. Jaemi memajukan bibirnya. Ia merogoh saku jas sekolahnya dan mengeluarkan selembar kertas.
"Setauku, itu tempatnya. Semoga membantu," ucap Jaemi lagi sembari menyerahkan secarik kecil kertas berwarna kuning.
"Jeongmallo ? Terima kasih atas semua bantuanmu, Han Jaemi ...," ucap Jinki. Jaemi tertawa dan memukul bahu Jinki.
"Sudahlah. Seperti baru kenal kemarin saja. Baka." Jinki tersenyum menatap adik kelasnya itu. Ia mengacak - acak rambut Jaemi.
"Baiklah. Aku pergi ya ... Annyeong-hi gyeseyo."
Jinki meninggalkan adik kelasnya tadi. Ia menggenggam erat kertas tadi. Senyum terkembang sedikit di wajahnya. Senyum yang tak jelas dalam mengekspresikan perasaannya. Sedih dan bahagia. Serta takut. Ia terus berjalan keluar gerbang sekolah dan tersenyum melihat seorang laki - laki bersender pada mobil pick up.
"Hyung ? Tumben sekali kau datang ke sekolahku ? Hahahahaha !," kata Jinki. Laki - laki tadi tersenyum.
"Selamat. Kau lulus sebagai peringkat dua terbaik di sekolah. Kupikir kau bodoh. Hahahahaha !," ledek laki - laki tadi. Jinki mendekatinya dan tersenyum.
"Lama tak melihatmu. Sudah rindu rumah ?," balas Jinki. Minho tertawa dan menggeleng cepat.
"Ayah masih sama. Keras kepala dan egonya tetap tinggi. Kurasa untuk saat ini, aku hanya merindukan ibu dan dua adikku. Kau dan Sungmin. Bagaimana Sungmin ? Sudah lebih baik ?," tanya Minho. Jinki menggeleng.
"Tidak. Dia masih tetap seperti dulu. Terus - terusan menentang ayah. Tapi I love his style. Hahahaha ! Tak seperti aku yang selalu patuh pada ayah," ucap Jinki. Minho, kakak tertuanya menatapnya dan menyerahkan sebuah amplop coklat. Jinki menatap hyungnya keheranan.
"Itu. Aku dititipi olehnya. Ia bilang agar aku memberikannya padamu," terang Minho. Jinki terkejut. Ia langsung menyambar amplop tadi. Amplop itu tebal dan lumayan berat. Jinki menimang - nimangnya.
"Itu PV Camdig. Aku bertemu dengannya di stasiun kemaren malam. Ia terlihat pucat. Pucat sekali. Seperti orang sakit keras," kata Minho. Jinki menatap hyungnya penuh amarah. Tatapan matanya menjadi tajam.
"Ya ! Jangan menatapku seperti itu. Apa yang kukatakan itu real !," bela Minho saat melihat adik bungsunya menatapnya geram. Jinki hanya menghela napas panjang.
"Mian. Aku sudah tak tahu harus berbuat apa. Aku sangat merindukannya. Sudah satu setengah tahun ia pergi tanpa alasan. Kini ia menitipkan ini padamu hyung. Aku tak tahu apa maunya," keluh Jinki. Hyungnya menatapnya dan menyenggol bahu Jinki.
"Semangatlah ! Kau ini belum apa - apa sudah putus asa. Kemana semangat Jinki saat bertemu Sunghee 3 tahun yang lalu, hah ?!," tutur Minho.
Tiga tahun yang laluLaki - laki itu tersenyum menatap lurus ke arah sebuah toko roti. Seorang gadis berdiri disana dengan menggunakan celemek berwarna biru muda. Kacamata yang Jinki, laki - laki tadi kenakan, dilepas begitu saja. Ia dengan cekatan segera membenahi jas sekolahnya.
Kacamata yang tadi ia kenakan, segera ia ganti dengan lensa kontak yang ada di saku jasnya. Ia berjalan menuju toko roti itu. Dari luar, ia terus menatap gadis tadi. Jinki tak bergeming sedikitpun sekalipun ada seseorang yang memanggilnya.
"Ya !! LEE JINKI !!!," teriak seseorang dari arah barat Jinki. Jinki tetap tak menoleh sedikitpun.
"YAAAA !! LEE JINKI YA !!!," teriak orang tadi di telinga Jinki. Gadis yang ada dalam toko roti itu menoleh keluar. Ia tersenyum menatap Jinki yang terpaku di luar toko roti. Laki - laki yang ada di depan toko roti itu terkejut dan menatap ke arah orang yang sedari tadi memanggil namanya.
"YA !!! LEE SUNGMIN !! Apa perlu kau berteriak sekeras itu di jalan yang sepi seperti ini ?!," balas Jinki. Ia menatap orang tadi yang tak lain adalah hyungnya. Sungmin tertawa kecil dan menatap gadis yang ada di dalam toko roti tadi. Ia tertegun sejenak.
"Gadis yang cantik. Kau menyukainya ?," tanya Sungmin kepada adiknya, Jinki. Jinki menoleh. Ada sesuatu yang janggal.
"Hyung menyukainya juga,?" tanya Jinki hati - hati. Sungmin hanya tersenyum simpul. Ia tak menjawab pertanyaan Jinki. Pintu toko roti itu ia buka dan ia masuk ke dalamnya menghampiri gadis tadi.
Jinki menatap hyungnya. Ada rasa kesal saat Jinki melihat gadis tadi tertawa bersama Sungmin. Memang hyungnya yang satu itu terkenal supel dan banya disukai gadis - gadis. Jinki terus memperhatikan gadis tadi. Ia memperhatikan gerak tangan gadis tadi. Beberapa setelah itu baru ia sadari, gadis itu bisu. Sejak tadi gadis itu menggunakan bahasa isyarat dengan Sungmin.
"Ya ! Jinki ah ... Masuklah. Ada yang mau kukenalkan padamu," kata Sungmin dari balik pintu. Jinki terkejut melihat kedatangan Hyungnya itu.
"Auh... Baiklah," jawab Jinki. Ia mengikuti hyungnya memasuki toko roti itu. Gadis tadi tersenyum menatap Jinki, begitu pula Jinki.
Annyeong ...Gadis tadi memberikan sebuah tanda isyarat kepada Jinki. Jinki hanya tersenyum.
"Baru saja ia menyapamu, bodoh !," kata Sungmin kepada Jinki. Gadis tadi kembali tersenyum.
"Ah mianhae. Ne, annyeong. Namaku Jinki. Lee Jinki. Kau ?," tanya Jinki ramah. Sungmin terkekeh melihat adiknya bertingkah seperti itu. Gadis tadi mengeluarkan sebuah notes dan pulpen. Ia menuliskan namanya di notes tadi.
Namaku Sunghee. Lee Sunghee. Senang berkenalan denganmuJinki tersenyum lagi menatap gadis tersebut. Sungmin yang menyadari suasana yang masih canggung itu segera duduk di sudut toko roti tadi.
"Sunghee-sshi... Aku lapar," kata Sungmin memecahkan kesunyian. Sunghee menoleh dan tersenyum.
Kau ingin pesan apa ? Ayah belum pulang. Aku hanya mampu membuat pancake. Kau mau ?Jinki menatap setiap gerak gerik Sunghee. Sebuah perasaan hangat menyelimuti hatinya. Senyum mengembang di wajahnya.
"Ah.... Baiklah. Tapi aku ingin sirup mapple yang ada di atas pancakenya. Bolehkah ?," tanya Sungmin lagi. Kemudian ia menatap adiknya dan tertawa kecil.
"Kau mau makan apa Jinki ?? Hanya mau berdiri disitu saja ?," tanya Sungmin menatap Jinki. Sunghee menoleh dan menatap Jinki.
Kau pasti belum makan. Kau mau pancake juga ?Jinki menatap Sungmin. Ia tak sepenuhnya mengerti bahasa isyarat.
"Hahahaha ! Dia menawarimu pancake. Kau mau juga atau tidak ? Dasar bodoh !," ledek Sungmin. Jinki berdecak mendengar kata - kata hyungnya itu.
"Ah mianhae. Aku tak sepenuhnya paham bahasa isyarat. Pancake ? Bolehkah ? Ya aku mau. Tapi ... bolehkah aku meminta madu di atasnya ?," tanya Jinki. Sunghee tersenyum dan mengangguk. Ia berjalan ke belakang.
Sepeninggalan Sunghee ke belakang, Sungmin terus - terusan tertawa kecil sembari menatap Jinki. Adiknya tadi hanya menatapnya keheranan.
"Kau benar - benar menyukainya ?," ledek Sungmin. Pipi Jinki bersemu merah. Hyungnya hanya kembali tertawa terbahak - bahak.
"HAHAHAHAHAHAHA !!! Baru kali ini aku melihat kau seperti ini. Sungguh terlihat bodohnya kau saat ini!!"
Jinki memajukan bibirnya dan merogoh saku jasnya. Lensa kontak yang tadi ia kenakan, ia tanggalkan dan ia ganti dengan kacamata yang tadi ia simpan di tasnya.
"Sudah puas tertawanya ? Dasar kau menyebalkan !!" Sungmin tak berhenti, malah makin menjadi - jadi. Jinki hanya menatap hyungnya kesal.
"Ahahahahaha !! Baiklah baiklah. Jangan menatapku seperti itu. Menyeramkan tau ! Hahahahahaha !! Eh mian," kata Sungmin. Ia menahan tawanya.
Tak lama kemudian, Sunghee kembali menemui dua kakak beradik itu dan membawakan dua piring pancake.
Maaf Jinki. Pancake buatanku untukmu terlalu lembut. Aku terlalu banyak menambahkan air di dalamnya. Mianhae...Jinki menatap Sunghee. Ia memejamkan mata berusaha mengerti kata - kata Sunghee.
"Ah ! Ya tak apa. Kalau begitu, aku dapat diskon saja. Bagaimana ?," kata Jinki berusaha melucu. Sungmin menatap adiknya dan tertawa garing.
"Tak lucu ya ?," kata Jinki. Ia tertunduk lesu melihat Sunghee hanya diam saja menatapnya. Tapi, gadis itu tersenyum dan menepuk pundak Jinki.
Baiklah. Akan kuberikan diskon. Hehehe.... Karena kamu baru pertama kali kesini. Aku biasanya hanya melihatmu menatap toko roti ini dari luar. Tapi kau tak pernah masuk ke dalam. Benar kan?Jinki terkejut. Ia tersenyum malu karena ternyata Sunghee memperhatikannya. Sungmin yang melihat adiknya seperti itu hanya ikutan tersenyum. Kemudian terbesit ide jahil di otaknya. Ia tertawa kecil dan meneruskan makannya.
Jinki menatap hyungnya dengan heran. Ada sebuah perasaan tak enak saat melihat senyum kakaknya itu.
++________________________++
Sejak kejadian itu, Jinki semakin sering mengunjungi toko roti itu. Setiap ada kesempatan, Jinki menyempatkan diri ke toko roti itu untuk menemui Sunghee.
Jinki ? Kau kesini lagi ? Ada apa ?Sunghee terkejut melihat kedatangan Jinki. Laki - laki itu hanya tersenyum.
"Tidak bolehkah ? Aku hanya ingin membeli pancake. Seperti biasa...," ucap Jinki. Sunghee tersenyum menatapnya.
Lagi ? Baiklah. Dengan madu atau ...."Kau suka pancake yang seperti apa ?" Jinki balik bertanya. Gadis yang ada di depannya tersenyum dan menulis sesuatu di notes yang ia bawa.
Aku sangat suka pancake dengan sirup strawberry atau sirup jeruk di atasnyaJinki tersenyum menatap gadis itu. Sebuah pancake dengan sirup strawberry mungkin wajar, tapi sirup jeruk ? Jinki tertawa kecil, sedangkan gadis itu hanya menunduk malu.
"Baiklah. Aku ikut makan apa yang mau kau makan," tutur Jinki. Sunghee menatap Jinki kemudian tersenyum.
Tak ada tiga puluh menit, Sunghee datang dengan dua piring pancake dengan sirup jeruk dan strawberry.
"Dua ? Kau dan aku ?," tanya Jinki saat melihat kedatangan Sunghee. Gadis itu tersenyum. Ia meletakkan dua piring itu di atas meja dan duduk di depan Jinki. Ia menuliskan sesuatu lagi di notesna.
Ya. Tak apa kan ? Aku lapar. Sejak tadi pagi aku belum makan.Jinki menatap Sunghee dan merebut notes serta pulpen yang Sunghee pegang.
Tentu saja tak apa - apa. Aku senang karena aku tak makan sendirianSunghee menatap Jinki dengan heran. Ia berjalan ke dapur sebentar dan kembali ke meja mereka dengan membawa dua gelas es krim strawberry. Gadis itu meletakkan es krim itu di depan Jinki.
Kau suka es krim atau tidak ?Jinki memperhatikan setiap gerak tangan Sunghee. Kemudian ia menggeleng perlahan.
"Aku tak terlalu suka manis. Tapi tak apa kalau sesekali makan sesuatu yang manis." Sunghee menatapnya. Ia tersenyum kemudian berjalan ke arah pintu. Ia menutup sedikit jendela - jendela di dekat pintu itu pertanda toko roti itu sudah tutup.
"Sudah tutup ?," tanya Jinki. SUnghee menoleh dan mengangguk.
Tapi kau harus menghabiskan itu dulu, baru boleh pulangJinki mengangguk dan meraih sepiring pancake dengan sirup jeruk di atasnya. Sunghee menghampirinya dan ikut memakan sepiring pancake lainnya. Sesekali Jinki melirik ke arah Sunghee. Gadis itu terlihat lahap sekali dalam memakan pancake di hadapannya.
"Kenapa kau menyukai strawberry ?," tanya Jinki. Ia menatap gadis yang ada di hadapannya. Sunghee membalas tatapannya. Jinki merasakan pipinya memanas karena matanya dan mata gadis itu bertemu.
Aku menyukai semua yang disukai ayahku.Jinki tersenyum mendengar jawaban Sunghee.
"Lalu kenapa kau menyukai es krim ?," tanya Jinki lagi. Kali ini Sunghee menunduk lesu.
Karena aku sangat menyukai salju. Salju adalah hal terindah yang pernah aku liat. Ibuku juga sangat menyukainya."Lalu dimana ibumu ?," tanya Jinki. Sunghee diam tak menjawab. Air muka Sunghee berubah. Seperti memendam kesedihan dan luka yang mendalam saat Jinki mengatak hal itu.
++________________________++
Jinki hanya memain - mainkan pulpen yang ada di tangannya. Semua pelajaran yang tengah diterangkan oleh gurunya tak ada yang masuk ke dalam otaknya. Bayangan Sunghee memenuhi pikirannya.
"LEE JINKI ! Hentikan bunyi berisik akibat pulpenmu itu !," tegur seorang guru yang tengah berdiri di depan menjelaskan materi pembelajarannya. Jinki terkejut dan menunduk, ia meminta maaf.
"Maaf. Tak akan saya ulang lagi," ucapnya. Guru itu mendengus kesal dan kembali melanjutkan materi pembelajarannya.
"Sunghee," ucap Jinki lirih. Tak lama setelah Jinki menyebut nama gadis itu, bel berbunyi pertanda sekolah telah usai.
Jinki meraih tas selempangnya dan membetulkan letak kacamatanya. Ia menghela napas panjang. Semua teman sekelasnya sudah keluar dan lari ke ruang club yang mereka ikuti masing - masing.
"Aku malas berangkat," ucap Jinki pada dirinya sendiri. Bayangan wajah Sunghee yang menunduk sedih kembali terlintas di pikirannya.
"Senior !," teriak seorang gadis di seberang Jinki. Jinki mengangkat wajahnya dan memperhatikan gadis itu. Ia tersenyum tipis.
"Jaemi ? Ada apa ?," tanya Jinki pada gadis itu.
"Acara club. Kau datang atau tidak ?," tanya gadis itu lagi. Jinki menatap arloji yang melekat di pergelangan tangannya.
"Ya nanti. Aku mau makan siang terlebih dahulu. Kau mau ikut ?," tawar Jinki. Jaemi tersenyum dan mengangguk cepat. Ia mengikuti Jinki dari belakang.
"Mau makan siang dimana ?," tanya Jaemi saat melihat jalanan yang ia lewati bersama Jinki. Jinki menunjuk ke arah toko roti bercat biru muda di seberangnya. Jaemi hanya mengangguk dan mengikuti Jinki.
"Annyeong Sunghee-sshi," sapa Jinki saat melihat seorang gadis keluar dari toko roti. Sunghee menoleh dan tersenyum tipis. Matanya memerah seperti habis menangis.
"Kau kenapa ?," tanya Jinki. Gadis itu mengernyitkan dahinya dan menggeleng perlahan. Kantung sampah yang ia bawa, ia letakkan di dalam tempat sampah di samping toko rotinya.
Aku tak apa. Masuklah. Kau membawa teman ?Jinki mengangguk. Gadis yang ada di belakangnya tersenyum menatap Sunghee.
"Annyeong haseyo," sapa Jaemi.
Ne, annyeong"Namaku Jaemi. Kau ?," tanya Jaemi pada gadis di hadapannya. Sunghee tersenyum dan menatap Jinki.
"Sunghee. Lee Sunghee," kata Jinki. Ia menatap Sunghee kemudian tersenyum tipis. Entah kenapa, ada rasa perih di hatinya saat melihat mata Sunghee yang masih memerah terlihat habis menangis.
"Oh .. Sunghee. Salam kenal," kata Jaemi. Ia mengikuti Sunghee dan Jinki.
"Dia pacarmu ?," bisik Jaemi. Jinki menoleh dan tersenyum.
"Inginku seperti itu, tapi sepertinya ia tak menyukaiku," jawab Jinki lesu. Jaemi menatap Sunghee yang berjalan ke dapur.
"Dia bisu kan ? Kenapa kau menyukainya ?," ucap Jaemi dengan nada merendah. Jinki menatapnya geram.
"Bisakah kau mengubah nada bicaramu, HAN JAEMI ?," kata Jinki geram. Jaemi menatapnya dan menunduk.
"Mianhae ...."
Tanpa sepengetahuan mereka berdua, Sunghee mendengar percakapan mereka dari balik pintu. Air matanya menetes perlahan. Rasa cintanya pada seorang laki - laki yang awalnya hanya untuk ayahnya, mulai ia rasa bahwa rasa cinta itu sudah tak sepenuhnya milik ayahnya.
Sunghee menggerakkan bibirnya. Berusaha mengucapkan sepatah kata. Tapi tak ada suara apapun dari bibir mungilnya. Sunghee kembali menangis.
"Annyeong haseyo ...," sapa seorang pria separuh baya saat memasuki toko roti tersebut. Sunghee menoleh dan menghapus air matanya.
"Ah.... Teman Sunghee ?," tanya pria itu. Jinki dan Jaemi mengangguk.
"Dimana Sunghee ??," tanyanya lagi.
Prang !! Sebuah barang pecah belah terjatuh dan pecah. Bunyinya terdengar dari arah dapur. Pria tadi dan Jinki berlari menuju dapur.
"SUNGHEE !!!?," panggil mereka bersamaan. Sunghee mendongak. Ia tersenyum sedih dan menjulurkan lidahnya.
Mianhae appa .. oppa ... ehehehehe ! Tadi aku terpelesetJinki mendekati Sunghee dan membantu Sunghee berdiri. Tapi gadis itu tak kunjung berdiri juga.
"Kau kenapa ??,"tanya Jinki dengan nada cemas. Sunghee menggeleng.
"Sebentar. Appa ambilkan obatnya terlebih dahulu. Kau tunggu sebentar Sunghee ...,"ucap pria tadi yang tak lain adalah Ayah dari gadis itu.
"Kau sakit ??,"tanya Jinki lagi. Ia menggendong gadis itu keluar. Jaemi menatap mereka keheranan.
Aku tak apa. Terima kasih Jinki-sshi ...Jinki tersenyum. Ada sesuatu yang membuatnya ingin menangis ketika melihat Sunghee seperti ini.
"Bukankah kau tadi memanggilku 'oppa' ? Panggil saja aku seperti itu. Tolong ?,"pinta Jinki. Gadis yang ada di hadapannya tersenyum.
"Maaf. Tapi sunbaenim, waktunya kembali ke sekolah," sela Jaemi. Jinki menoleh ke arahnya.
"Kau kembalilah terlebih dahulu. Maaf,"kata Jinki. Jaemi mendengus kesal dan pergi meninggalkan toko roti itu.
"Sunghee, hari Minggu besok kau ada acara ?," tanya Jinki. Gadis yang ada di hadapannya menggeleng.
"Bisa kita bertemu di taman ?,"tanyanya lagi. Sunghee mengangguk.
"Baiklah. Jaga dirimu yah... Aku harus kembali ke sekolah."
Jinki pergi dari toko itu. Ayah Sunghee menatap anak gadisnya dan tersenyum kecil. Sedangkan Sunghee ? Ia menangis. Menangis meratapi kondisinya. Ia bisu. Dan yang paling ia tangisi adalah ia mencintai Jinki dalam keadaan tak sempurna. Ia merasa tak pantas bersanding di samping Jinki.
++________________________++
Sudah dua jam lebih Jinki menunggu di bangku sudut taman. Salju turun perlahan. Jinki menatap ke arah langit.
"Salju ?? Padahal masih awal musim dingin," ucapnya lirih.
Sesosok gadis muncul dari seberang jalan.
"Sunghee ah !," panggil Jinki. Gadis itu menatap Jinki dan tersenyum kecil. Jinki berlari menghampirinya.
Maaf terlambatJinki tersenyum dan menggeleng.
Mau kemana ??"Dreamland. Tak apa kan ?," tanya Jinki. Gadis yang ada di hadapannya tersenyum kecil. Jinki menggandeng gadis itu dan melangkah menuju halte. Sunghee menatap punggung Jinki. Ia menggigit bibir bawahnya menahan tangisnya lagi.
"Sunghee ah... Salju turun. Kau suka salju bukan ?," tanya Jinki. Sunghee tersenyum. Ia menepuk bahu Jinki.
Ya. Jinki-sshi .... Tanganmu dingin sekali. Sudah berapa lama kau di taman ??Jinki tersenyum dan menggenggam erat tangan Sunghee.
"Belum lama. Kau tenang saja. Hanya saja, aku gugup bertemu denganmu," tutur Jinki malu - malu. Sunghee tertawa. Tapi tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Ia terdiam.
"Kenapa ??,"tanya Jinki. Sunghee menggeleng lemah kemudian berjalan lagi di sebelah Jinki.
"Sunghee ah .... Aku ingin sekali mendengar suaramu. Tapi itu tak mungkin yah ??," ucap Jinki polos. Sunghee menghentikan langkahnya. Ia mencoba mengucapkan sepatah kata. Suaranya menghilang sejak 10 tahun yang lalu, saat ia dan ibunya mengalami kecelakaan mobil. Sunghee yang shock melihat mayat ibunya di sebelahnya, menjadi diam dan tak bisa berbicara. Ia bisu sejak saat itu.
"Ah maaf...," ucap Jinki. Ia menatap Sunghee. Ada rasa bersalah muncul di benaknya setelah mengatakan hal itu.
"Sudahlah .... Aku menyukaimu apa adanya," ucap Jinki lagi. Sedetik kemudian ia baru sadar bahwa ia telah menyatakan perasaannya. Sunghee hanya tersenyum miris.
"Ah .... Aku ...," kata Jinki terbata - bata. Sunghee diam dan menatapnya.
Aku juga, tapi ....Jinki menatap gadis itu. Ia terkejut melihat gerak gerik Sunghee. Sebuah senyuman sedikit terlukis di wajah Jinki.
"Tapi apa ??," tanya Jinki. Sunghee membuang muka. Ia berjalan menjauhi Jinki. Ia menangisi kondisinya lagi. Ia mencoba mengeluarkan suaranya, tapi semua usahanya gagal.
"Karena kau bisu ?," tanya Jinki lagi. Sunghee kembali menitikkan air matanya. Jinki menatap gadis itu dan menunduk.
"Sunghee ah .... Aku menyukaimu apa adanya. Setiap tangismu adalah tangisku. Setiap tawa dan ceriamu adalah kebahagiaanku. Aku benar - benar menyukaimu, Lee Sunghee ...," ucap pria itu. Gadis yang ada di hadapannya tetap diam. Ada sedikit rasa tenang di hati gadis itu.
"Ingatlah Sunghee ... Aku akan selalu berusaha tersenyum meskipun apa yang kulihat dalam dirimu sekarang itu kabur. Blur. Tak jelas," ucap Jinki.
Sunghee menatap Jinki. Terpancar jelas di mata Jinki bahwa ia tak berbohong. Sunghee tersenyum menatap pria itu.
Sudahlah. Aku ingin melepas penat. Kita jadi ke dreamland bukan ?Jinki menatap gadis itu dan baru menyadari semua yang ia katakan. Pipinya bersemu merah. Ia menggenggam erat kembali tangan Sunghee dan berjalan tertunduk di sebelah gadis itu.
Di Dreamland"Ya !! Kim Jaejoong ! Apa maumu sih membawaku kesini !? Aku sedang sibuk !!," teriak seorang gadis. Pria yang ada di seberang gadis itu terdiam.
"Tunggulah hingga jam 7 malam nanti. Ya ?? Ada sesuatu yang mau kutunjukkan padamu, Jaemi ah ...," balas pria itu. Gadis tadi memajukan bibirnya dan berjalan ke arah Jaejoong, pria tadi.
"Baiklah. Sekarang baru jam 4. Mau apa kita disini ??," tanya Jaemi. Ia menatap lekat - lekat wajah Jaejoong. Pria itu tersenyum.
"Kau mau bermain apa ?" Pria itu balik bertanya. Jaemi menatap sekeliling.
"Jet couster. Ottokhae ?," kata Jaemi. Ia tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang berderet rapi dan putih. Jaejoong menatap ke arah jet couster dan menggigit bibir bawahnya.
"I-i-i-ituuu ?," kata Jaejoong terbata - bata. Jaemi tersenyum jahil dan menarik Jaejoong ke antrian Jet couster.
Di lain tempat"Kau mau minum Sunghee ?," tawar Jinki. Sunghee menatap pria itu dan menggeleng.
Merepotkanmu. Tak usah"Tidak. Tunggulah disini," kata Jinki tegas. Ia berlari menuju tempat minum otomatis. Sunghee menatap kepergian Jinki. Ada rasa senang dan sedih saat berjalan di samping pria itu.
"Sunghee ?," sapa seseorang. Gadis itu menoleh dan mendapati Jaemi di belakangnya. Sunghee tersenyum manis menatap gadis itu.
"Kau ?!,"kata Jaejoong. Sunghee menatap Jaejoong dan membuang muka.
"Kau mengenalnya ?," tanya Jaemi. Jaejoong menggeleng dan menarik Jaemi dari tempat itu. Sunghee kembali menangis saat melihat Jaejoong. Dadanya kembali terasa sesak saat bayangan masa lalunya kembali membayang - bayangin pikirannya.
"Ayahku yang membunuh ibunya," kata Jaejoong lesu. Jaemi terkejut.
"MEMBUNUH !!?," kata Jaemi sedikit terkejut. Jaejoong menarik gadis itu dan membungkam mulutnya dengan tangan kanannya.
"Kurang keras kau mengatakannya !," bentak Jaejoong. Jaemi melepas tangan Jaejoong dan menatap pria yang ada di hadapannya.
"Jadi begini... Sepuluh tahun yang lalu, ayahku dan ibu gadis tadi pernah berhubungan. Yah boleh dibilang selingkuh. Aku sudah berkali - kali mendapati mereka bermesraan. Aku kesal melihat mereka. Dan suatu hari aku melihat ayahku dan ibunya bertengkar hebat. Setelah itu, kulihat ada beberapa anak buah ayah yang memotong kabel rem mobil ibu gadis tadi. Dan setelah itu, kudengar mereka kecelakaan. Dan ibu Sunghee pergi untuk selamanya. Sejak saat itu Sunghee menjadi bisu. Aku merasa malu apabila bertemu dengannya. Aku malu dengan perbuataan ayahku. Aku sudah pernah memberitahunya tentang ini, dan ia hanya menangis dan membuang muka bila melihatku." terang Jaejoong. Ia terduduk lemas di atas bangku. Kepalanya tertunduk.
"Aku merasa bersalah pada Sunghee ...," ucap Jaemi lesu. Jaejoong menatapnya dan tersenyum miris.
"Jam 7 masih berapa lama lagi ??," tanya Jaejoong. Jaemi menatap arlojinya.
"Dua jam lagi. Apa yang mau kau tunjukkan padaku ??" Jaemi balik bertanya padanya. Pria yang ada di sampingnya hanya tersenyum dan menariknya.
"Mau kemana ??," tanya Jaemi. Jaejoong hanya tersenyum.
"Bukankah kau mau menaiki jet couster ? Ayo ...," ajak Jaejoong. Jaemi menatap pria itu dengan heran.
"Bukankah kau takut dengan ketinggian ?," tanya Jaemi.
"Kalau ada kau, semua yang kutakuti hilang begitu saja." Jaemi tertegun mendengar kata - kata Jaejoong. Ada rasa senang saat Jaejoong mengatakan hal itu.
"Sunghee ah !!," panggil Jinki. Ia berlari mendekati Sunghee. Gadis itu hanya terburu - buru menghapus air matanya.
"Kau menangis ?," tanya Jinki. Sunghee tersenyum dan menggeleng perlahan.
Kita pulang saja ya ?? Tiba - tiba aku tak enak badanJinki menatap gadis itu. Dua coffeelate yang ada di tangannya ia letakkan di bangku tempat Sunghee duduk tadi dan memeluk Sunghee erat. Jinki merasa gadis itu akan menghilang dari pandangannya untuk waktu lama. Gadis yang ada di pelukannya terkejut. Pipinya bersemu merah.
"Aku menyayangimu. Jangan pergi dariku, Sunghee ah ...," ucap Jinki. Sunghee menatap Jinki. Pria itu mencium kening gadis tadi. Sunghee terkejut dan mendorong Jinki.
"Mianhae ...." Jinki menunduk.
++_________ TBC _________++
oukeeh ~
silahkan nikmati ..
dan jangan bunuh saia !
xDDDDDDDD
GUA SETERES BUAT NHE !!
hahahahaah !!
tau2 ide epep ilaaang,,
jaaaaaaah !
udah laah komen dulu ..
ntar gua lanjut lagi ^ ^
~Jinki's wifey
Labels: fanfic saraap
ROMANJI
ALL) SORRY SORRY SORRY SORRY Naega naega naega meonjeo nege nege nege ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo Baby
SHAWTY SHAWTY SHAWTY SHAWTY Nooni booshyeo booshyeo booshyeo soomi makhyeo makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo Baby
SIWON) Baraboneun nunbitsoge nunbitsoge naneun machi naneun machi mwoe hollinnom (Ijen beoseonajido mothae)
HANGENG?) Georeo oneun neoui moseup neoui moseup neoneun machi nae shimjangeul balbgowannabwa (Ijen beoseonajido mothae)
RYEOWOOK) Eodilgana dangdanghage woonneun neoneun maeryeokjeok
SUNGMIN) Chakhan yeoja ee saek iran sanggakdeureun bopyeonjeok
RYEOWOOK) Dodohage geochim eogbe jeongmal neoneun hwansangjeok
SUNGMIN) Dorikil soo eobseul mankeum nege ppajyeo beoryeosseo
ALL) SORRY SORRY SORRY SORRY Naega naega naega meonjeo nege nege nege ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo Baby
SHAWTY SHAWTY SHAWTY SHAWTY Nooni booshyeo booshyeo booshyeo soomi makhyeo makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo Baby
ALL) Ddanddan ddanddada dda ddaranddan, ddanddan ddanddada dda (Nege banhaebeoryeosseo Baby)
Ddanddan ddanddada dda ddaranddan, ddanddan ddanddada dda ddarappappara
DONGHAE) (Hey, girl) gir, gir, gir, gir, gir, girl, i Noonmanddeumyeon ni saenggak (Hey, girl) Janaggaena sashil neo hanabakke anboyeo
KANGIN) (Marhaebwa) Ni mame naega (Marhaebwa) Jari jabanneunji (Marhaejweo) Naege marhaejweo (Naneun babo babo babo)
RYEOWOOK) Joobyeon saramdeureun marhae naega neomoo jeokgeunjeok
SUNGMIN) Ee sesange geureon saram eodi handoorinyago
RYEOWOOK) Geugeol molla, geunyeol molla shigihamyeo haneun mal
SUNGMIN) Naega booreopdamyeon geugeon geudaedeuri jineun geo
ALL) SORRY SORRY SORRY SORRY Naega naega naega meonjeo nege nege nege ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo Baby
SHAWTY SHAWTY SHAWTY SHAWTY Nooni booshyeo booshyeo booshyeo soomi makhyeo makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo Baby
ALL) Ddanddan ddanddada dda ddaranddan, ddanddan ddanddada dda (Nege banhaebeoryeosseo Baby)
Ddanddan ddanddada dda ddaranddan, ddanddan ddanddada dda ddarappappara
ALL) Let's dance dance dance dance Let's dance dance dance dance
Let's dance dance dance dance dance dance
YESUNG) Hey ije geuman naege wajoollae jeongmal michil geotman gata Yeah
KYUHYUN) Nan neoman saranghago shipeo jeoldae dashi han noon pal saenggak eobseo Hey
SUNGMIN) Aeiniragiboda chingoogateun naega dwego shipeo
?) Neoui modeun gomin, seulpeum, hamkke ganjikhagopa
RYEOWOOK) Dashi eobseul mankeum mankeum neoreul neomoo saranghae
?) Naega baran saram, niga baro geu that that that girl
ALL) SORRY SORRY SORRY SORRY Naega naega naega meonjeo nege nege nege ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo Baby
SHAWTY SHAWTY SHAWTY SHAWTY Nooni booshyeo booshyeo booshyeo soomi makhyeo makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo Baby
TRANSSorry Sorry Sorry Sorry
I I I first
For you for you for you I fell
fell fell fallen baby
Shawty Shawty Shawty Shawty
Eyes are blinding blinding blinding
Breathe is stifled stifled stifled
I'm going crazy crazy baby
[Siwon] Inside the glaze that stares back at me
Inside the glaze it's as if I'm
As if I'm a guy bewitched bye something
I can't even escape it now
[Hankyung] The way you look when you walk over
The way you look it's as if
You came and stepped on my heart on the way
I can't even escape it now
[Ryeowook] Wherever you go you confidently
Smile, your attractiveness
[Sungmin] A rare beauty and a good girl
Universally thought of
[Ryeowook] Proudly, without stopping
You're really like a fantasy
[Sungmin] So much that people can't change their mind about it
I've fallen for you
Sorry Sorry Sorry Sorry
I I I first
For you for you for you I fell
fell fell fallen baby
Shawty Shawty Shawty Shawty
Eyes are blinding blinding blinding
Breathe is stifled stifled stifled
I'm going crazy crazy baby
Ddanddan ddanddada dda ddaranddan
Ddanddan ddanddada dda
I've fallen baby
Ddanddan ddanddada dda ddaranddan
Ddanddan ddanddada dda ddarabbabbara
[Donghae] Hey girl gir gir gir gir gir girl i
When I open my eyes I think of you Hey girl
Asleep or awake, the truth is I can only see you
[Kangin] Tell me in your heart I
Tell me did I get a spot
Tell me tell me please
I'm stupid stupid stupid
[Ryeowook] People in my surroundings tell me
I'm too aggressive
[Eunhyuk] In this world that sort of person
Not as though there are only one or two of them
[Ryeowook] You don't know you don't know her
Words that they say in jealousy
[Eunhyuk] If you're jealous of me
Then they are going to lose
Sorry Sorry Sorry Sorry
I I I first
For you for you for you I fell
fell fell fallen baby
Shawty Shawty Shawty Shawty
Eyes are blinding blinding blinding
Breathe is stifled stifled stifled
I'm going crazy crazy baby
Ddanddan ddanddada dda ddaranddan
Ddanddan ddanddada dda
I've fallen baby
Ddanddan ddanddada dda ddaranddan
Ddanddan ddanddada dda ddarabbabbara
Let's dance dance dance dance
Let's dance dance dance dance
Let's dance dance dance dance
dance dance
[Yesung] Hey will you come to me now
I feel like going to really go crazy yeah
[Kyuhyun] I want to only love you
I will never think of looking at anyone else hey
[Eeteuk] Rather than a lover, a friend
Is what I'd rather like to be
All of your thoughts and sadness
I want to keep
[Eeteuk] As if as if you might not exist
I love you so much
The person that I expect is you
that that that girl
Sorry Sorry Sorry Sorry
I I I first
For you for you for you I fell
fell fell fallen baby
Shawty Shawty Shawty Shawty
Eyes are blinding blinding blinding
Breathe is stifled stifled stifled
I'm going crazy crazy baby
Credits: mylovelylhj @ sjfullhouse.net (translations), mnet (source) + evantuhryna@forsuju13+amaleeya_changmin@TI
Labels: lagu baru SuJu
Onew aka Lee Jinki
1/11/09 - 1/18/09